Kamis, 27 September 2018

Tanpa Tedeng Aling-aling, Mahmoud Abbas Serang AS dan Israel di Pidatonya: Yerusalem Tidak Dijual!

 http://temankartu.com/app/Default0.aspx?lang=id

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan suara lantang dan menyatakan secara tegas terkait Israel dan Amerika Serikat (AS) dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, pada Kamis kemarin.

Abbas memulai pidatonya melalui pernyataan bahwa 'Yerusalem tidak dijual'.

Pernyataan tegasnya itu menarik perhatian para pemimpin dunia yang akhirnya memberikan tepuk tangan mereka di pertemuan tersebut. Bandar Judi Poker Online

 http://temankartu.com/app/Default0.aspx?lang=id

Ia kemudian menyatakan kecamannya atas Undang-undang (UU) negara bangsa 'rasis' yang diterapkan Israel, dukungan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang tidak kritis terhadap Israel, juga tentang penolakan yang dilakukan kedua negara itu untuk mematuhi perjanjian internasional dan resolusi PBB.

"Undang-undang ini pasti akan mengarah pada penciptaan satu negara yang rasis, negara apartheid, dengan demikian ini membatalkan solusi untuk kedua negara (Israel dan Palestina)," kata Abbas.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (28/9/2018), dalam pidato perdananya untuk PBB sejak AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem, Abbas menegaskan bahwa warga Palestina saat ini melihat AS melalui 'sudut pandang baru'.

AS dipandang sebagai negara yang ingkar dan tidak melakukan tugasnya sebagai 'mediator' yang adil dalam proses perdamaian.

"Pemerintahan (Trump) ini telah mengingkari semua komitmen AS sebelumnya, dan merusak solusi untuk kedua negara," jelas Abbas.

Pemimpin Palestine Liberation Organization (PLO) itu meminta kepada lebih banyak negara untuk mengakui Palestina sebagai negara dan meminta kepada PBB untuk menegakkan resolusi yang telah disahkan kepada Israel.

"(Saya rasa) tidak cukup bagi Majelis Umum ini untuk meloloskan reinstitusi tanpa implementasi,".

Ia mengatakan bahwa hingga saat ini Israel belum menerapkan satupun dari 700 lebih resolusi yang telah disahkan oleh Majelis Umum PBB sejak 1949 silam.

Abbas kemudian mengangkat isu the United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada lebih dari lima juta warga Palestina.

UNRWA saat ini berjuang untuk bertahan, sejak AS menarik dana sebesar USD 300 juta yang dianggarkan untuk organisasi tersebut.

Ia menuduh AS berusaha 'melenyapkan' UNRWA dan mengaburkan perkiraan jumlah pengungsi Palestina, agar dunia hanya mengetahui bahwa pengungsi negara itu hanya berjumlah 40 ribu saja.

Abas kemudian mengulangi pernyataannya selama beberapa kali, bahwa PLO sepenuhnya berkomitmen untuk perdamaian dan secara tegas menolak segala bentuk kekerasan.

Ia menekankan bahwa kerjasama memang merupakan jalan keluar dua arah yang bisa ditempuh, namun Palestina tidak akan terikat dengan perjanjian yang diingkari oleh negara lain.

Kesimpulan dalam pidatonya itu adalah Abbas memberikan penghormatan kepada para martir dan tahanan yang menjadi korban dalam konflik panjang Israle-Palestina.

Ia juga mengatakan kepada seluruh rakyat Palestina, "kita akan segera mendekati hari kebebasan dan kemerdekaan kita, kegelapan penjajahan akan segera sirna,".


EmoticonEmoticon