Minggu, 16 September 2018

Video 2 Oknum Polisi Percut Sei Tuan Disebut Minta Uang Jasa Layanan Pengaduan Beredar di Medsos, Lihat Tanggapan Warganet


Rekaman video dua personel polisi disebut meminta uang jasa pelayanan usai pengaduan, beredar di media sosial.

Video itu pertama kali diunggah oleh akun Facebook Roida Tampubolon pada Selasa (11/9/2018). “Polisi minta2 duit y klo lapor,” tulisnya sebagai caption unggahan video itu.

Dalam rekaman video, terjadi perbincangan singkat antara oknum polisi berpakaian seragam yang disebut bertugas di Polsek Percut Sei Tuan. Dari atribut di pundaknya, masing-masing diketahui berpangkat Aiptu dan Brigadir.

Saat itu oknum berpangkat Aiptu ditanyai oleh seorang wanita yang diduga baru saja membuat laporan polisi–dengan membawa anak perempuannya. Bandar Togel Online

 http://teman4d.club

Wanita itu bertanya dalam bahasa Batak, kepada polisi berpangkat Aiptu tersebut, berapa biaya yang harus dibayarnya sebagai uang jasa layanan mereka.

“Sadia leanon (Berapa [harus] ku kasih,” tanya wanita itu. Pertanyaan itu dijawab singkat oknum berpangkat Aiptu. “Lomom ma (Terserah kamu saja),” ujarnya.

Namun wanita itu kembali bertanya, berapa yang harus dibayarnya.

Polisi berpangkat Aiptu kembali mengatakan terserah wanita itu saja, sembari menyebut bahwa uang itu bukan untuk dirinya, tetapi teman di sebelahnya yang berpangkat Brigadir.

Namun, wanita tersebut kembali mempertanyakan, kenapa harus kepada oknum berpangkat Brigadir itu.

“Ai imana do makkarejoi on (Dia yang mengerjakan laporan ini),” ujar polisi berpangkat Aiptu.

Mendengar perkataan polisi, sang Ibu pun meminta anaknya mengambilkan tasnya. Terjadi perbincangan singkat tentang tas sang warga dan polisi. Polisi mengira sang ibu meletakkan tas nya di luar.

Kembali lagi wanita itu menanyakan berapa uang yang harus diberikan kepada sang polisi, dan polisi kembali menyampaikan terserah si warga.

Tak lama wanita itu merogoh tasnya, dia kemudian mengeluarkan 2 lembar uang pecahan Rp10 ribu dan meletakkan duit tersebut di meja oknum polisi.

Melihat uang tersebut, polisi berpangkat Aiptu pun menayakan berapa yang diberikan ibu tersebut. “Sadia do dilean ko (berapa yang kamu kasih),” ujarnya.

Wanita itu pun kembali menayakan berapa yang seharusnya dia berikan. “Jadi sadia lehanon ku hamu (Jadi berapanya aku kasih ke kalian),” tanyanya.

Polisi pun kembali mengatakan. terserah wanita itu saja.

“Ya udah, inilah ada uang ku. Jadi berapa lagi Pak?” tanya wanita itu kembali.

Sang polisi kemudian mengatakan bahwa, terserah saja, sembari meminta agar ditambahi. “Tamba i ma (tambahilah),” tuturnya.

Warga pun mengutarakan tidak memiliki duit lagi. “Dang adong hepeng ku, boha do? (Nggak ada lagi duit ku, jadi cemana?),” ujarnya

Oknum berpangkat Aiptu itu pun kembali meminta tambah sembari mengatakan bahwa di rumah sakit aja wanita itu sudah membayar lebih banyak dibanding uang yang baru saja diletakkannya di atas meja polisi.

Mendengar perkataan polisi, wanita itu kemudian mengatakan bahwa duitnya sudah habis Rp50 ribu untuk biaya di rumah sakit, padahal dia hanya bawa duit Rp100 ribu.

“Dah ya itu aja ya pak, nggak ada duit. Cemana mau ku bikin,” kata wanita itu.

Wanita kemudian menjelaskan bahwa uangnya sudah habis karena membayar biaya rumah sakit Rp50 ribu dan mengatakan bahwa dia akan menambahinya lain kali.

Selanjutnya oknum polisi itu meminta si wanita menambahi Rp20 ribu lagi. “Lean ma 20 nai (kasih kan lah 20 [ribu] lagi,” sembari menunjuk ke arah temannya.

Namun, ketika akan menambahi uang itu, ternyata si wanita mencabut uang pecahan Rp100 ribu.

Melihat hal ini polisi pun mengutarakan supaya menambahinya. “Godang do hepeng mu, lean ma (banyaknya duitmu, kasih lah),” ujarnya.

Namun wanita itu kemudian segera mengganti pecahan Rp100 ribu tersebut dengan uang pecahan Rp10 ribu. “Na 30 majo da ito (Nah, 30 [ribu] lah dulu ya bang), cuma itu ada duit,” ujarnya

Kemudian, sambil tertawa oknum polisi berpangkat Bripka mengambil uang itu dan meletakkannya di hadapannya.

Wanit itu kemudian mengajak anaknya untuk pergi. Tapi oknum berpangkat Aiptu coba menahan wanita itu. “Paette jo (tunggu dulu),” ujarnya. Namun wanita itu tidak menggubrisnya lagi.

Diduga Berawal dari Laporan Perusakan Rumah

Video itu kemudian menuai tanggapan beragam dari warganet. Rekaman tersebut diduga dibuat saat sang wanita itu melapor terkait perusakan rumahnya. Seoarng netizen dengan akun Pebriani Rina bahkan menuding wanita tersebut sengaja memposting video itu hanya untuk mencari sensasi dan ganti rugi rumahnya.

“Jahaaaaatttt x kauuu Roidaaaaaa….. Perkara 30rb kau penjarakan polisi&udh dicabut jabatan polisi itu. Puas kauuu ya???? Senang kau ya??? Kau jadikan polisi itu tumbalmu krn polisi itu ga mau memperbaiki rumahmu yg dilempar warga. Kau blg hrs diperbaiki dl rumahmu baru mau kau hapus video itu. Kejam x kauuu. Memeras kau ini namanya,” kata Pebriani Rina

Hal itu ternyata dibenarkan Roida (wanita yang merekam video tersebut). “Mereka yg mau betuli rmhku …ag gk bodoh kambing hitam,” jawab Roida Tampubolon.

“Jgn byk x cakapmu. Uang yg kau letakkan di meja itu udh balik ke tanganmu kan?? Dikejar polisi itu kau utk mengembalikan uang itu kan? Knp itu ga kau videokan?? Knp stop sampe kau ksh uang ke polisi itu aja videomu itu?? Jahat kau!!! Udh dipecat polisi…,” balas Pebriani Rina lagi.

“Roida Tampubolon selamat lah ya Roida. Udh dpt yg dihatimu itu. Skrg ini polisi itu udh dipenjara pdhl uang yg 30rb yg u ksh itu balik ke tanganmu hr itu jg tp krn ulahmu polisi itu udh dipenjara skrg. Klw ada hati nuranimu, antarkan nasi bungkus itu ke penjara sana. Udh ditahan itu dia. Sanalah ketawa kauuu.. Biar puas kau roidaaaaaaaa…,” imbuhnya.

“Roida Tampubolon hanya hujatan org yg u ingat. Hujatan kau sm org pnh u ingat?? Udhlah roida, udh dipenjara kok olisi itu. Blm mkn dia seharian di kantor polisi sana. Antarkan nasi bungkus itu sm dy. Semoga puas kau dgn yg kau lakukan ini. Bahagia kau disana,” tulisnya lagi.

“Roida Tampubolon hanya hujatan org yg u ingat. Hujatan kau sm org pnh u ingat?? Udhlah roida, udh dipenjara kok olisi itu. Blm mkn dia seharian di kantor polisi sana. Antarkan nasi bungkus itu sm dy. Semoga puas kau dgn yg kau lakukan ini. Bahagia kau disana,” tulisnya lagi.

“Dia bukan mempersoalkan uang 30rb bu tp polisi ini tumbal dibuatnya supaya diperbaiki rumahnya. Dia diusir dr kampung tempat tinggalnya jd krn ga ada yg nolong dia, dibuatnya lah polisi jd tumbal. Ga ada hati nuraninya ibuk ini,” tulis Pebriani Rina lagi.

Pro Kontra 

Sementara itu, beberapa netizen terlihat pro kontra dalam menanggapi video tersebut.

“Kalian jangan langsung menyalahkan. Dengar baik-baik di video itu, ibu itu yang mencoba menjebak dengan kata-kata “berapa mau ku kasih?” Dan pak polisi itu bilang terserah, berarti kalau nggak ngasih nggak masalah, tapi malah ibu itu yang langsung menyodorkan uang. Dan uang itu juga cuma di letak di meja. Jadi bijaklah sedikit kalau melihat. Budayakan menyimak, jangan yang nggak salah nantinya jadi korban. Ingat ya, penyogok&penerima sogok akan sama2 terjerat hukum,” tulis Lakhsmita Debby Sekartika Wahyuni.

“Itu kan memang tugas polisi… kok dimintai duit lagi..,” kata Atanasius Munthe.

“Sama2 salah,” sebut Josen Tobing

“Video gk brbobot… Nga idok lomomma inna brrti lomom ntah 10rb pe berrti dijalodo tor sadiama 10rb dng tor habis hpengmunai inang holan uang makketik do irippu inattaon do haroa dng loja tong halaki Ehhee…2019 ganti pola pikir inang unang negatif trus jgn dkit2 divideo teus diviralkan mntang2 udh smua punya hp,” tulis Mega Boru Hombing.

Sementara itu, salah satu akun malah menuding beberapa warganet yang terkesan membela oknum polisi sebagai keluarga dari salah satu personel tersebut.

“Sihombing Banyak ku lihat yang komen disini diduga keluarga oknum polisi tersebut. Dan mendukung Oknum polisi tersebut untuk melakukan Pungli.. Yang mosting video di caci maki karena kebenaran nya. Awas, hati hati.. Yang mendukung pungli itu rata-rata tinggi HOTEL (Hosom, Elat, Teal, Late–Dendam, Cemburu, Iri, Dengki) nya,” tulis Jack Sihombing.


EmoticonEmoticon