Sabtu, 01 September 2018

AS Siap Menyerang Iran Dalam Waktu Dekat Ini, Hingga Iran Ajak 3 Negara Ini Bergabung


"Ada kemungkinan keputusan Mahkaman Internasional tentang kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara Eropa akan diabaikan oleh AS," kata Josef Braml.

Terlebih, Donald Trump mungkin sudah merencanakan serangan udara dan berencana memukul rezim Teheran dan China.Togel Online

Braml juga menambahkan soal serangan militer: "Ya, saya berasumsi bahwa Amerika akan mengambil tindakan militer terhadap Iran akhir tahun ini.

"Saya tidak bisa membayangkan serangan dengan pasukan darat, agaknya akan ada serangan udara yang ditargetkan untuk menghilangkan kemampuan nuklir Iran."

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa hanya ada dua opsi yang mungkin akan menuntun nasib Iran.





Pembangkit nuklir Iran, Bushehr| Alabama Today

Braml juga menambahkan, "Baik AS, Israel, dan Arab Saudi sepakat bahwa Iran pada prinsipnya mungkin terus mengembangkan kapasitas nuklir, atau tidak."

"Jika tidak, itu akan berarti apa yang dikatakan Senator John McCain dan penasihat keamanan Trump, John Bolton, secara terbuka telah meminta bertahun-tahun lalu untuk menyerang Iran," tambahnya.Poker Online

Komentar Braml muncul setelah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, memperingatkan Presiden Iran Hassan Rouhanie dan kabinetnya.

Bahwa mereka tidak dapat bergantung pada dukungan negara-negara Eropa untuk perjanjian terkait nuklir, setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut.

Khamenei menambahkan, Iran mungkin akan mengambil langkah ekstrem untuk meninggalkan kesepatakan dengan Eropa, karena kurangnya kepercayaan pada kemampuan negara Eropa.


Senjata nuklir Iran| foxnews.com

Khamenei mengatakan, Iran "harus menyerah dari harapan pada Eropa atas masalah ekonomi atau kesepakatan nuklir."

Dia menambahkan: "Kesepakatan nuklir adalah sarana, bukan tujuan, dan jika kita sampai pada kesimpulan bahwa itu tidak melayani kepentingan nasional kita, maka kita bisa meninggalkannya."

Negara-negara Eropa telah bekerja keras untuk menjaga Iran sejalan dengan kesepakatan nuklir dengan memastikan, Teheran tetap menerima manfaat ekonomi dari kesepakatan ini.

Tindakan cepat dari para pemimpin Eropa mengikuti penarikan Donald Trump dari perjanjian bersejarah ini adalah sebuah pukulan bagi Iran.

Karena AS menarik diri dari perjanjian itu, Iran telah mengalami masalah ekonomi sebagai akibat dari sanksi yang diterapkan Trump.

Kini Iran juga sedang dalam posisi terdesak akibat kebijakan AS atas nuklir dan sanksi ekonomi yang menyebabkan nilai mata uang rial mereka terus turun.


Militer Iran| The Daily Signal

Iran Ajak India, Rusia dan China Melawan Amerika Serikat

Dalam pemberitaan media sebelumnya, sejak tiga tahun lalu, Iran berusaha mengajak Rusia, China, dan India bersama-sama untuk melawan sistem perisai rudal NATO.

Iran menyatakan siap bekerjasama dengan tiga negara itu untuk menghadapi ancaman NATO.

”Saya ingin mendukung ide pengembangan kerja sama pertahanan multifaset antara China, Iran, India dan Rusia untuk melawan ekspansi NATO di wilayah timur dan perisai rudalnya yang dipasang di Eropa,” kata Menteri Pertahanan Iran, Jenderal Hossein Dehqan.

Setelah menyampaikan ajakan itu, Dehqan, seperti dikutip RIA Novosti mengatakan, bahwa Rusia, China dan Iran dapat mengadakan pembicaraan pertahanan tripartit.

”Kami membahas aspek-aspek tertentu dari keamanan regional. Sudah diusulkan untuk mengadakan pertemuan trilateral Rusia, Iran dan China,” ujar Dehqan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu.

Kembangkan rudal

Sementara itu, Komandan pasukan Garda Revolusi Islam Iran divisi aerospace mengatakan, produksi rudal Iran telah meningkat tiga kali lipat.

"Amerika Serikat setiap hari memperluas arsenal-arsenal nuklirnya dan mengatakan bahwa langkah itu untuk melindungi kepentingannya, namun di sisi lain, mereka mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki rudal," kata Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh di sebuah festival di Tehran, Rabu (7/3/2018) lalu.

Ia menilai peraturan yang diciptakan kekuatan-kekuatan dunia sebagai peraturan yang lebih buruk dari hukum rimba. "Peraturan dunia berada di tangan AS, Inggris, Perancis, rezim Zionis (Israel) dan kubu arogansi. Mereka yang menulis peraturan ini dan akan mengubahnya kapan pun mereka menginginkannya," ujarnya.

Komandan pasukan Pasdaran divisi aerospace ini menjelaskan, hari ini meskipun ada berbagai permusuhan dan langkah-langkah kubu arogansi, namun kekuatan pertahanan Iran lebih kuat dari sebelumnya, dan semua lembaga telah kompak di sektor rudal, terutama rudal dari darat ke darat.

Ia menegaskan, upaya musuh untuk membatasi kekuatan pertahanan Iran tidak membawa hasil dan kekuatan arogansi tidak bisa berbuat apapun dalam menghadapi Iran.


EmoticonEmoticon